Senin, 26 Mei 2008

TRUE LOVE

kau bisiki aku kemudian menyelinap dalam sekejap mimpi seronok tapi aku percaya perpendaranmu sia-sia karena kau tentu hanya diizinkan mengaum sampai batas segmen ini saja mengaum dari kobar-kobaran lilin angkasa di persimpuhan malam kau menjelma capaimu dari sana untuk merayuku agar duduk satu meja denganmu dan juga dengan mereka di bawah telaga sana tapi sekali lagi perpendaranmu sia-sia meski kau paksakan sungsang payudara malam dalam sekejap anggur mimpi yang seronok

kabut (: semua hadir tanpa harga tanpa warna

kelam mati nyala sebelum kau sentuh kastil ketegaranku)

kekhawatiran ini hanya miliknya keresahan ini bukan untukmu kegalauan ini bukan pula bahagian dari duka mereka lantas kenapa kau berceritera lain pada awan pada hujan pada angkasa kenapa kau teramat risau menghawai-ku dalam hembusan hangat nafasnya tuk turut campur dalam persimpuhan ini awal mula kau tak dalam pengakuan terhadapku semua dimulai dari perselingkuhan kekhawatiran kegalauan kehasutan yang mengalir pada sungai-sungai kebimbangan sekujur darah menyesaki liang arterimu yang bocor demam galau semalam

kelam (: pun sedetiknya kau harus akui akupun

kabut tak tawar lagi tuk lebur dalam Nur sembilan puluh

sembilan di sepertiga malam milik kami berdua)

jelmamu bisu

nianmu rapuh

wajahmu cemberut

**

Padang, Agustus 2005


Tidak ada komentar: