Rabu, 11 Juni 2008

“QUALITY IMPROVEMENT dan STATISTICAL QUALITY CONTROL”

Oleh
Andhika Dinata, Yusra Syami

1.1 Quality Improvement

Quality Improvement didefinisikan sebagai upaya mereduksi variabilitas
dalam proses dan produk* [Montgomery, 1991, hal. 3]. Metode-metode statistik
seringkali digunakan dalam upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan.
Kualitas diartikan secara sederhana sebagai kesesuaian kegunaan produk atau jasa
dengan keinginan konsumen (fitness for use). Metode perbaikan kualitas bisa
diterapkan ke dalam berbagai aspek organisasi perusahaan seperti proses produksi
(manufaktur), pengembangan proses, perancangan teknis, akutansi-keuangan dan
layanan jasa.

Secara umum aspek kualitas terbagi atas dua :
1. Quality Design
Quality Design adalah teknik sistemik untuk menghasilkan produk
(barang) dalam level kualitas tertentu dan tingkat (grades) yang berbedabeda
sesuai dengan kepentingan perancang (designer).
2. Quality Conformances
Quality Conformances yaitu seberapa baik produk dibuat sesuai dengan
spesifikasi dan tingkat toleransi yang diinginkan oleh perancang.
Quality Conformances sangat dipengaruhi oleh :
a. Pemilihan proses manufaktur yang digunakan.
b. Pelatihan dan supervisi kerja.
c. Tipe kualitas dan sistem QA (Quality Assurances) yang berhubungan
dengan pengendalian proses, pengujian, aktivitas inspeksi dan
sebagainya.

1.2 Hubungan Quality Improvement dengan Produktivitas

Bahagian dari pencapaian strategi bisnis selalu melibatkan perencanaan
kualitas, pengendalian dan analisis untuk memastikan bahwa kualitas
berkontribusi besar terhadap cashflow, Return on Investment (ROI) dan business
profit secara umum.
Quality Improvement bisa merangsang pertumbuhan ekonomi bisnis dan
membukakan iklim kompetitif pada perusahaan yang menerapkannya. Pada saat
yang bersamaan, dilakukan perbaikan kualitas sebagai upaya untuk meminimasi
ongkos produksi.
Quality Improvement juga berarti upaya untuk mengeliminir waste. Waste
yang dimaksudkan dapat berupa sekrap dan rework dalam proses produksi, tes dan
inspeksi yang tidak terorganisir, kesalahan pencatatan (dokumentasi) dalam hal
checking, purchasing orders dan gambar teknik, serta pemborosan dari segi waktu
penyelesaian proyek dan sebagainya.
Quality Improvement dewasa ini telah muncul dan berkembang sebagai
salah satu aspek pengembangan strategi bisnis yang terarah, sistematis dan
terpadu.

Kemunculan tersebut dipengaruhi oleh beberapa alasan [Montgomery,
1991, hal. 4] diantaranya :
1. Meningkatnya kesadaran konsumen dalam hal pengembangan kualitas dan
keinginan kuat konsumen yang berorientasikan pada kualitas dan
performansi kualitas.
2. Keandalan/ketahanan produk yang ingin dihasilkan.
3. Peningkatan ongkos produksi termasuk ongkos tenaga kerja, energi dan
material.
4. Kompetisi bisnis yang semakin tajam.
5. Perbaikan kualitas ternyata membawa pengaruh ‘dramatis’ terhadap
kinerja (produktivitas).

Beberapa alasan yang mendorong perhatian manajer terhadap ongkos
pengembangan kualitas dalam suatu organisasi industri diberikan sebagai berikut
[Montgomery, 1991, hal. 4] :
a. Kenaikan ongkos pengembangan kualitas relevan dengan peningkatan
(kompleksitas) produk yang disebabkan oleh perkembangan teknologi
informasi.
b. Meningkatnya kesadaran (awareness) terhadap daur hidup biaya (life cycle
tests), termasuk perawatan (maintenance), tenaga kerja, suku cadang serta
ongkos kehilangan (cost of field failures).
c. Diperlukannya keberadaan manajer QC untuk mengkomunikasikan hal
tersebut di atas (yang juga melibatkan ongkos/biaya/uang) kepada general
managers.

1.3 Metode Quality Improvement

Teknik Rancang Percobaan (Design Experiment) sangat membantu
perancang (engineer) dalam membuat dan menemukan variabel berpengaruh yang
turut mempengaruhi karakteristik kualitas selama proses dilakukan. Design
Experiment merupakan salah satu bentuk pengendalian kualitas secara Off-Line
yang sering digunakan sepanjang aktivitas pengembangan dan sebagai tahap awal
dalam merancang aktivitas manufaktur. Hal berbeda ditemukan pada
pengendalian On-Line yang merupakan tahap dalam proses yang lebih cenderung
bersifat prosedural [Montgomery, 1991, hal. 11].

Model hubungan Input-Output dan Proses Produksi :

Gambar 1. Production Process Inputs & Outputs [Montgomery, 1991, hal. 12]

1.4 Fungsi Peta Kontrol (Control Chart)

Peta kontrol adalah tampilan grafis yang sering digunakan dalam
pengendalian proses produksi secara statistik.

Peta kontrol memiliki beberapa fungsi diantaranya [Montgomery, 1991,
hal. 108] :
1. Peta kontrol memuat teknik yang mampu mengendalikan/memperbaiki
produktivitas.
Suatu peta kontrol yang baik akan mampu mereduksi jumlah sekrap dan
rework seminimal mungkin. Jika sekrap dan rework dapat dikurangi maka
sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, penurunan ongkos
produksi dan peningkatan volume dan laju produksi.
2. Peta kontrol sangat efektif digunakan dalam pencegahan defects.
Peta kontrol sangat membantu pengendalian proses dan hal ini relevan
dengan prinsip kualitas “do it right the first time”.
3. Peta kontrol mencegah penerapan proses yang tidak andal (unnecessary
process)
Suatu peta kontrol dapat membedakan variasi produksi yang tidak normal,
ketidaksesuaian dengan spesifikasi dan sebagainya.
4. Peta kontrol menyediakan informasi yang akurat (diagnostic information)
Dalam peta kontrol disediakan informasi penting sebagai bahan analisis
bagi manajemen operasi atau bagi perancang (engineer). Informasi yang
diperoleh tersebut diinterpretasikan dengan baik dan berdasarkan
informasi tersebut dapat diterapkan perubahan atau tidak dalam tahap
implementasi proses sehingga dapat mempengaruhi kriteria performansi.
5. Peta kontrol memuat informasi keandalan proses (process capability)
Peta kontrol menyediakan informasi tentang arti penting parameter proses
dalam aktivitas manufaktur dan menggambarkan kestabilan proses yang
dilakukan.


Gambar 2. Bentuk Peta Kontrol

1.5 Penggunaan Peta Kontrol

Peta kontrol menjadi alat yang memiliki peran penting dalam pengendalian
kualitas. Kegunaan peta kontrol** dijelaskan dalam item aplikasi berikut [Banks,
1989, hal. 135] :
1. On-line Control.
Data sampel dikumpulkan secara kolektif dan diplotkan ke dalam peta
kontrol. Apabila data jatuh dalam limit (batas) yang diizinkan dan hal
tersebut tidak berpengaruh terhadap respon sistem, maka proses tersebut
dikatakan berada dalam rentang kendali (in control). Prosedur tersebut sangat berguna untuk menentukan apakah proses yang dijalankan sudah
berada dalam rentang kendali pada masa lalu atau dimasa datang.
2. Perolehan Nilai Standar (Standard Values Given).
Salah satu tujuan penting dalam membuat peta kontrol adalah penentuan
apakah proses yang dijalankan mendekati tetapan standar yang diinginkan
oleh pihak manajemen atau perancang produk. Sebagai contoh, pihak
manejemen memberikan nilai standar untuk panjang material sebesar
0.125 in (mean value) dengan deviasi sebesar 0.008 in. Hal tersebut
berarti, satu titik atau lebih yang melewati batas kontrol yang diizinkan
maka berpengaruh terhadap pencapaian nilai standar, atau dengan kata lain
Standard Value tidak dapat dicapai dalam implementasi proses.
3. Keandalan Proses (Process Capability)
Suatu proses yang dapat dan bisa saja dilakukan dalam spesifikasi yang
diinginkan atau tidak. Jika proses menggunakan teknik statistik dalam
pengendalian kualitas, maka dapat ditentukan nilai means dan standard
deviation, nilai tersebut dapat digunakan untuk mengukur keandalan
proses untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan. Proses tersebut sangat mempengaruhi beberapa keputusan
diantaranya keputusan investasi untuk mengurangi variabilitas proses dan
persetujuan kontrak dengan pihak pelanggan (customers).

Beberapa variabel penting dalam Peta Kontrol :
a. X chart untuk means (tendency central)
b. R chart untuk ranges
c. S chart untuk standard deviation (dispersion)
d. Atribut-atribut lainnya.

1.6 Jenis-jenis Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu ditujukan untuk mempertahankan standar kualitas
produk yang dijanjikan oleh perusahaan kepada konsumen [Nasution, 2006, hal.
301]. Tindakan pengendalian dapat membantu mempertahankan kinerja proses
produksi dalam batas toleransi yang diizinkan. Dalam pengendalian mutu statistik,
dikenal dua jenis metode statistik yang berbeda yaitu pengambilan sampel
penerimaan dan pengendalian proses. Pengambilan sampel penerimaan bertujuan
untuk menghemat waktu dan biaya pemeriksaan, sedangkan pengendalian proses
ditujukan untuk mencegah kerugian lebih besar akibat produk cacat dengan
mengamati output yang dihasilkan pada tahapan proses produksi.

Jenis-jenis pengendalian mutu, diantaranya :
a. Off line Quality control
Pengendalian mutu di saat proses perancangan produk dilakukan untuk
memenuhi standar mutu yang diinginkan.
Off line Quality control terdiri atas :
1. Design eksperiment
Merupakan pengendalian mutu yang dilakukan dengan cara melakukan
riset atau rancang percobaan terhadap produk yang akan di uji. Rancang
percobaan juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh atau respon pengujian terhadap hasil yang diinginkan. Metode
ini menggunakan tools statistik diantaranya dengan menggunakan
beberapa metode seperti uji 1 faktorial, 2 faktorial ataupun nested
experiment.
2. Taguchi methode
Pengendalian mutu yang dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yang dikemukakan oleh Taguchi ohno yang dinamakan dengan
Taguchi methode. Metode Taguchi sangat umum digunakan dalam riset
pengendalian kualitas.
b. On line Quality Control
Merupakan pengendalian mutu yang dilakukan pada phase operasional
pada tahap proses produksi, sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar
yang ditentukan. Salah satu bentuk On line Quality Control yang umum
digunakan yaitu Statistical Quality Control (SPC).

Referensi :
Douglas C. Montgomery . 1991. “Introduction Statistical Control”. John Wiley & Sons.
Jerry Banks. 1989. “Principles of Quality Control”. John Wiley & Sons.
Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri : “Pengendalian Mutu”. PT.
ANDI Yogyakarta : Yogyakarta


* Douglas C. Montgomery . 1991. “Introduction Statistical Control”. John Wiley & Sons.
** Jerry Banks. 1989. “Principles of Quality Control”. John Wiley & Sons.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Genial post and this post helped me alot in my college assignement. Say thank you you for your information.